PALOPO.Lintera News | Pelabuhan Tanjung Ringgit Kota Palopo baru-baru ini menjadi lokasi bongkar muat bahan impor untuk pembangunan pabrik 2 milik PT BMS. Selain bahan konstruksi untuk pabrik, media juga menemukan tumpukan batu bara impor yang menumpuk di dalam area pelabuhan.
Kepada awak media , Kepala Syabandar Kota Palopo mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki hubungan kerja sama langsung dengan PT BMS. Menurutnya, Syabandar hanya mengenakan tarif PNBP sesuai dengan ketentuan dalam PP 15 Tahun 2016.
“Jadi, pihak BMS membayar tarif harian sebesar 200 rupiah per ton. Kami tidak memiliki kontrak dengan mereka, jadi semakin lama barang tinggal maka semakin banyak juga bayarannya kepada negara.Pembayarannya dilakukan melalui kode Blink,” jelas Kepala Syabandar, Andi Tenri Sau.
Andi Tenri Sau juga menjelaskan bahwa barang impor milik BMS mulai masuk pada bulan Oktober lalu, dan barang tersebut merupakan bahan konstruksi untuk pembangunan pabrik BMS. Sementara itu, nikel or milik perusahaan tersebut diangkut melalui pelabuhan milik PT BMS.
“Semua barang BMS akan diangkut ke lokasi BMS tanpa terkecuali sampai bersih atau habis”ujarnya
Namun, saat awak media memantau lokasi pelabuhan Tanjung Ringgit, selain bahan konstruksi untuk pabrik, terlihat tumpukan batu bara impor yang diduga mencapai ratusan ton. Penemuan ini bertentangan dengan pernyataan Kepala Syabandar yang menyebutkan bahwa hanya barang konstruksi untuk pabrik BMS yang tersimpan sementara di pelabuhan tersebut.
Terpisah,Koordinator Hukum dan HAM ,LSM LPPM Indonesia Andi,San angkat bicara bahwa pihaknya akan melakukan investigasi langsung terkait dengan keberadaan Batu Bara Impor di pelabuhan Tanjung Ringgit
“Tidak boleh itu bongkar batu bara disembarang tempat..Harus ada Amdalnya” tegas Andi
Sementara itu, di Konfirmasi lewat Via Wats App ,Manajer PT.BMS,Sulkarnaen membenarkan keberadaan Batu Bara Impor di pelabuhan Tanjung Ringgit ,Ia juga menjelaskan bahwa Batu Bara tersebut merupakan barang Impor sehingga di turunkan di Tanjung Ringgit ,sebab pelabuhan BMS belum bisa melayani Kapal selain Kapal Tongkang
“Turun di Tj. Ringgit karena merupakan barang Import, pelabuhan BMS belum bisa melayani Kapal selain Tongkang” ujar Sulkarnaen
Sulkarnaen juga menjelaskan bawah Batu Bara Kokar tersebut berfungsi sebagai bahan imbuh dalam proses kalsinasi material mentah nikel .
“Kokas berfungsi sebagai bahan imbuh dalam proses kalsinasi material mentah nikel. Dia bukan berfungsi sebagai bahan bakar. Karena kami tidak menggunakan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)” jelasnya
( F Suade )