Luwu Utara Lintera News – Kapolres luwu utara Akbp Agung Danargito S.Ik.M.Si bersama Danrem 142 brigjen TNI firman Dahlan S.ip serta Dandim 1403 swg Letkol Inf gunawan S.Ip. mendegarkan kejelasan dari kepala bidang pengendalian dan pecemaran lingkungan dinas lingkungan hidup Bapak AHMAD, Selasa (21/07/20) Pukul 11.40 Wita.
Adapun Hasil peninjaun tersebut seperti yang di jelaskan Bapak Ahmad Sbb:
Berdasarkan analisis sementara pantauan udara, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Utara, sekaligus anggota ikatan alumni geologi unhas, Ahmad, mengatakan jika terdapat dua longsoran besar yang diakibatkan oleh adanya proses geologi di dalam kawasan hutan lindung di pegunungan Lero dan Magandang.
Sejauh ini sedimen dari longsoran terbawa ke hulu sungai kula di desa maipi dan sungai radda yang kemudian masuk hingga ke sungai masamba dan sungai meli.
“Ini berdasarkan pantauan udara dan hasil analisa sementara dimana banjir bandang kemarin masuk sebagai bencana geologi yang diakibatkan oleh proses alamiah. Dimana ada 2 longsoran besar di pegunungan lero dan magandang yang mengarah ke hulu sungai di desa maipi dan membawa sedimen ke sungai radda dan masamba.” Papar Ahmad usai saat tiba di bandar udara Andi Djemma Masamba.
Dirinya menambahkan jika Curah hujan menjadi faktor pendorong yang mengakibatkan sedimen yang sebelumnya telah tertumpuk di hulu sungai, terbawa air disaat intensitas hujan sedang tinggi seperti yang berlangsung di Luwu Utara sampai hari ini.
“Jadi sedimen yang terbawa dari longsoran mengarah ke badan sungai. Badan sungai yang kecil tidak mampu menampung volume sedimen yang besar sehingga saat curah hujan tinggi, sedimen menjadi terbawa saat banjir melanda. Sedimen yang jatuh jenisnya pasir yang berasal dari batu granit di pegunungan serta lumpur yang juga ikut terbawa.” Imbuhnya.
Meski demikian, Ahmad menjelaskan jika faktor utama penyebab banjir bandang dan jumlah titik longsoran masih harus melalui kajian lebih lanjut. Dirinya pun berharap masyarakat yang bermukim di bantaran sungai untuk sementara tidak kembali ke hunian hingga BMKG menyatakan kondisi cuaca kondusif.( yusup )