Kepemimpinan Pata-Dhevy Cetak Prestasi, Luwu Masuk 4 Besar Penurunan Kemiskinan se-Sulsel

Pemerintahan30 Dilihat

BELOPA,Lintera News | Ditengah daerah se-Indonesia mengalami efesiensi anggaran di tahun 2025 ini, justru menjadi awal yang baik  dari kepemimpinan Bupati Luwu H Patahudding dan Wakil Bupati Luwu Muh Dhevy Bijak Pawindu. Pasalnya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Luwu mencatat Pata-Dhevy mampu mengakselerasi penurunan kemiskinan menjadi 5 daerah peringkat teratas tercepat tingkat penurunan kemiskinan se-Sulawesi Selatan

Kepala BPS Kabupaten Luwu Andi Cakra Atmajaya, S. Pt kepada wartawan di Kabupaten Luwu, Jumat (26/9) lalu mengungkapkan, BPS telah merilis angka kemiskian nasional berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi (Susenas) yang dilakukan pada bulan Maret 2025, dimana jumlah penduduk miskin mengalami penurunan

“Khusus untuk Kabupaten Luwu kita patut bersyukur sebab seperti daerah lain se Sulsel, tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 11, 70 persen di tahun 2024 turun menjadi 10,97 persen pada tahun 2025 atau turun 0,73 persen, atau turun sebanyak 2.480 orang, dari 44.240 jiwa penduduk miskin di tahun 2024, turun menjadi 41.760 jiwa pada tahun 2025

Yang membanggakan lanjut Andi Cakra, penurunan angka kemiskinan di Luwu kendati hanya 0,73 persen, namun tercatat menjadi tingkat penurunan terbesar ke-4 dari 24 kabupaten/kota se-Sulsel, setelah Pare-pare (0,83 persen), Pangkep (0,81 persen) dan Luwu Timur (0,76 persen) sementara tingkat penurunan terbesar yang berada dibawah Kabupaten Luwu adalah Toraja utara (0,68 persen), Bulukumba (0,65 persen), Wajo (0,61 persen), Bantaeng 0,58 persen, lalu kota Makassar (0,54 persen)

“Data ini menggambarkan, Pemerintah Kabupaten Luwu yang dipimpin Bupati Luwu H Patahudding dan Wakil Bupati Luwu Muh Dhevy Bijak Pawindu ada keberhasilan dalam proses pembangunan melalui beberapa intervensi program yang mereka laksanakan diawal pemerintahannya” Kata Andi Cakra, sejumlah program yang tercatat menjadi faktor penting menurunkan angka kemiskinan di Luwu, yaitu sejumlah program kerakyatan, seperti bantuan sosial, bantuan bibit kepada petani, pula mengakselerasi penerimaan karyawan di sejumlah perusahaan yang berinvestasi di Kabupaten Luwu

Andi Cakra menambahkan, masih dari hasil Susenas Maret 2025 yang dirilis belum lama ini, hasil yang baik juga terjadi pada Indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kabupaten Luwu dan Indeks keparahan

“Indeks kedalaman kemiskinan Luwu sudah tidak semakin dalam atau naik ke ambang permukaan, dimana tahun 2024 dengan 2,05 poin di tahun 2025 menjadi 1,49 poin. Sementara indeks keparahan dari tahun 2024 sebesar 0,53 persen, kini ditahun 2025 tercatat sudah diangka 0,28 poin. Dengan kedua kondisi diatas, ke depannya ini akan semakim memudahkan Pemkab Luwu untuk menurunkan angka kemiskinan dari dua digit menjadi 1 digit kedepannya” Kata Andi Cakra

Kesimpulannya, lanjut Andi Cakra, dengan hasil Susenas Maret 2025 dan masuknya Luwu menjadi 4 daerah terbesar penurunan angka kemiskinannya se-Sulsel, akan semakin memudahkan Pemkab Luwu menurunkan angka kemiskinan dari dua digit menjadi 1 digit di tahun tahun mendatang melluio intervensi program pembangunan kerakyatan

“Untuk diketahui, dalam mengukur dan menghitung angka kemiskinan di tahun 2025 ini BPS menggunakan dua varibel, yaitu berkaitan dengan pengeluaran pada aspek konsumsi makanan dan non makanan. Varibel makanan semisal sejauh mana pengeluaran dalam mengkonsumsi beras, ikan, telur, kapurung, rokok. Sedangkan Non makanan yaitu pengeluaran yang digunakan utk non makanan dalam 3 bulan terakhir maupun bulanan dan dalam setahun, misalnya dihitung pegeluaran untuk bulanan seperti membeli listrik, langganan PDAM, Cicilan motor dan lain sebagainya (***)